Susu Kambing Obat Thalasemia

Tidak berlebihan kiranya jika kebutuhan terhadap susu kambing etawa terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu sebabnya adalah banyaknya manfaat yang didapat dari susu kambing ini terhadap pengobatan penyakit. Salah satunya adalah penyakit Thalasemia. Saat ini memang banyak orang yang menderita penyakit melakukan pengobatan dengan dua model. Yakni, lewat pemeriksaan medis dan mengonsumsi produk alami untuk membantu mempercepat proses penyembuhan. Salah satunya lewat konsumsi susu kambing yang punya kandungan nutrisi 100 %. Meski bisa membantu mengobati Thalasemia namun pemberian susu kambing etawa ini harus dilakukan dengan hati-hati dan dipantau dengan baik. Direkomendasikan tetap dalam pantauan dokter ahli. Sebab, dengan pemberiaan susu kambing etawa dikawatirkan bisa mengalami iron overload atau kelebihan zat besi bagi penderita thalasemia. Hal ini perlu dilakukan karena dalam susu kambing tersebut memang terdapat kadar zat besi namun dalam jumlah rendah sehingga relatif aman dikonsumsi.
Bagi penderita thalasemia sangat membutuhkan asam folat buat tubuhnya. Soalnya, asam folat sangat diperlukan dalam proses sintesis nucleid acid bases (ribosa nucleid acid/ RNA dan diocsiribosa nucleidatid/DNA). Tingkat kebutuhan asam folat yang direkomendasikan (recommended dietary allowance/ RDA) adalah 400 mcg per hari buat orang dewasa.
Dari hasil penelitian, tiap 1 liter susu kambing segar mengandung 6 mcg folat. Artinya, dengan minum susu kambing 150 cc per hari, maka akan dapat sekitar 1 mcg folacin yang nutritional value-nya all 100% available.

Susu Kambing Obat Thalasemia
Makanan yang mengandung folacin dengan biovailabilitas tinggi antara lain pisang, lime beans atau kacang yang menyerupai buncis dengan biji besar, hati, dan ragi, serta ditemukan juga pada sayuran hijau dan daging. Folacin dalam makanan kebanyakan berbentuk poly glutamate (PGA) yang sifatnya tidak stabil dan dalam proses memasak bahan makanan, fola¬cin ini akan rusak atau hilang sebanyak 80-90% sehingga hanya akan tersisa 4 mcg per harinya. Sebagai pengetahuan yang dikutip dari Wikipedia, Thalasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
Pada thalasemia terjadi kelainan pada gen-gen yang mengatur pembentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu. Gangguan dari pembentukan rantai globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah yang pada akhirnya akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut. Berdasarkan dasar klasifikasi tersebut, maka terdapat beberapa jenis talasemia, yaitu talasemia alfa, beta, dan delta.
Untuk mencegah terjadinya talasemia pada anak, pasangan yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya. Peluang untuk sembuh dari talasemia memang masih tergolong kecil karena dipengaruhi kondisi fisik, ketersediaan donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita talasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah teratur untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya ± 12 gr/dL dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau kadar zat besi di dalam tubuh.
Penderita talesemia juga diharuskan menghindari makanan yang diasinkan atau diasamkan dan produk fermentasi yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Dua cara yang dapat ditempuh untuk mengobati tasalemia adalah transplantasi sumsum tulang belakang dan teknologi sel punca (stem cell). Pada 2008, di Spanyol, seorang bayi di implan secara selektif agar menjadi pengobatan untuk saudaranya yang menderita talasemia. Anak tersebut lahir dari embrio yang diseleksi agar bebas dari talasemia sebelum dilakukan implantasi secara Fertilisasi in vitro. Suplai darah plasenta yang immunokompatibel disimpan untuk transplantasi saudaranya. Transplantasi tersebut tergolong sukses. Pada 2009, sekelompok dokter dan spesialis di Chennai dan Coimbatore mencatatkan pengobatan sukses talasemia pada seorang anak menggunakan darah plasenta dari saudaranya.

Susu kambing etawa Reviews Avg. Rating: 100 998323